Minggu, 08 Agustus 2010

Soal Merokok, Jangan Tiru Mbah Tardjo

JAKARTA, KOMPAS.com — Jenazah politikus senior PDI-Perjuangan, Soetardjo Soerjogoeritno, yang dikenal sebagai Mbah Tardjo, telah diberangkatkan ke Yogyakarta dari rumah duka untuk dimakamkan. Dalam upacara pelepasan jenazah di rumah duka, Jalan Raya Lenteng Agung, Jakarta Selatan, Minggu (8/8/2010), Sabam Sirait, politikus PDI-P yang juga sahabat Mbah Tardjo, mengenang Soetardjo sebagai sosok yang rendah hati.

"Dia melakukan tugasnya dengan tidak sombong, dia rendah hati," katanya saat melepas jenazah. Namun, kata Sabam, ada satu hal yang tidak patut ditiru dari Mbah Tardjo. Hal tersebut adalah kebiasaan merokoknya. "Cuma satu sikapnya yang tidak perlu ditiru, kamar kerjanya penuh bau asap rokok. Itu tidak perlu ditiru. Merokok boleh, asal di luar ruangan," katanya.

Selebihnya, Sabam menyampaikan bahwa Mbah Tardjo adalah seorang nasionalis yang menjalankan tugasnya dengan baik saat menjabat sebagai Wakil Ketua DPR periode 1999-2004. "Seorang nasionalis yang menjaga Yogya tetap bagian dari republik. Di tingkat naional di DPR, Mbah Tardjo telah melakukan tugasnya membuat perundang-undangan yang baik. Dengan tidak melanggar prinsip Undang-Undang 1945," tuturnya.

"Mas Tardjo, engkau telah menjalankan tugasmu dengan baik, selamat berangkat sampai di Yogya," kata Sabam melepas jenazah.

Adapun jenazah Soetardjo akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Semaki Yogyakarta hari ini. Sekjen PDI-P Tjahjo Kumolo dan Wakil Ketua DPR Pramono Anung akan memimpin upacara pemakamannya. Soetardjo Soerjogoeritno adalah politikus PDI-P yang terkenal aktif dan loyal terhadap partainya. Dia wafat pada usia 76 tahun di Rumah Sakit Fatmawati, Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar