Minggu, 08 Agustus 2010

Alm Gus Dur Banyak Dikhianati Kadernya

JAKARTA - Wakil Rais Aam Syuriah PBNU KH Mustofa Bisri (Gus Mus) mengatakan, perjuangan Ketua Umum Dewan Syura DPP PKB KH Abdurrahman Wahid (alm Gus Dur) buat rakyat, bangsa, dan negara ini terlalu banyak untuk bisa dibicarakan.

Menurut Gus Mus, kelebihan Gus Dur selalu mengorbitkan orang dan mengetahui orang akan berhasil. ’’Saya sendiri sampai menjadi wakil rais aam PBNU dan dikenal sekarang ini juga diorbitkan oleh Gus Dur,’’ ujar KH Mustofa Bisri pada peringatan Milad Ke-70 Tahun Gus Dur di Ciganjur, Jakarta Selatan, Sabtu (7/8) malam.

Menurutnya, Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siradj juga diorbitkan oleh Gus Dur. Matori Abdul Djalil dan masih banyak nama yang tidak bisa disebutkan satu per satu.
’’Sayang, banyak pula di antara mereka, kalau sudah menjadi orang lupa dengan jasa Gus Dur. Bahkan, ironinya ada yang tega berkhianat,’’ tuturnya.

Hadir dalam milad tersebut antara lain Hj Shinta Nuriyah Wahid, Zannuba Arifah Chafsoh (Yenny) dan keluarganya, KH Muchith Muzadi, KH Said Aqil Siradj, Yahya Cholil Staquf, Ulil Abshar Abdalla, KH Hamdun Ahmad, KH Noer Muhammad Iskandar, Habib Hasan, Ali Masykur Musa, Abdullah Azwar Anas, Rahmawati Soekarnoputri, Adhi Massardi, DPP PKB Gus Dur, dan ribuan kader.

Namun demikian, lanjut Gus Mus, meski dikhianati, Gus Dur tidak pernah mempunyai rasa benci apalagi dendam. Bahkan suatu ketika banyak orang sengaja menjual namanya untuk kepentingan pribadi. ’’Gus Dur bilang, gak masalah. Biarin saja, gitu saja kok repot.’’

Dikatakan, Gus Dur memang sejak muda sudah memikirkan Indonesia. Hal itu dilakukan sejak belajar di Al-Azhar Mesir sampai ke Universitas Baghdad, Irak. Sepulang dari belajar, beliau sudah mencatat nama-nama sahabatnya yang akan ditemui di Indonesia dari Sabang sampai Merauke untuk diajak bicara soal Indonesia ke depan. ’’Jadi, sejak dulu Gus Dur sudah mementingkan kepentingan bangsa dan negara ini daripada dirinya sendiri,’’ tambah Gus Mus.

Menurutnya, Gus Dur memang zuhud, sederhana. Bahkan tidak pernah mempunyai dompet, apalagi ATM. ’’Saya saja sebagai wakil rais aam PBNU masih punya dompet, ATM, dan terus bawa uang. Lalu bagaimana ketika Gus Dur menjadi presiden dan tidak bisa melihat uangnya. Yang tahu uang berikut jumlahnya adalah orang-orang sekitar Gus Dur sampai beliau wafat.’’

Jadi, lanjut Gus Mus, sangat besar jasa Gus Dur pada bangsa ini. ’’Beliau tidak pernah mengeluh capek dalam berjuang,’’ ujarnya.
Dulu, Mbah Hasyim Asy’ari juga sangat zuhud. Suatu ketika istrinya mencuci beras dengan memilih batu-batu di tengah berasnya untuk dibuang ketika beras itu dicelup ke air kemudian menjadi emas. Istri beliau kaget. ’’Tapi, Mbah Hasyim meminta agar emas itu dibuang ke sungai dan meminta keluarganya berpuasa atas peristiwa itu,’’ cerita Gus Mus lagi.

Sangat Kecil

Gus Mus berpesan kepada Yenny, agar tidak terlalu serius-serius memikirkan PKB. Karena PKB itu bagi Gus Dur sangat kecil. Bahwa Gus Dur tokoh besar yang menegakkan ajaran Islam, demokrasi, kemanusiaan, cerdas, pintar, dan lebih penting lagi berani berhadapan dengan penguasa.

’’Muktamar NU Cipasung 1994 adalah bukti adanya campur tangan penguasa. Tapi, para kiai termasuk yang berseberangan semuanya kompak jika Gus Dur wajib didukung kembali untuk memimpin NU.’’
Sekarang ini banyak orang pintar, tapi penakut. KH Said Aqil Siradj tidak diragukan lagi kepintarannya, bahkan tidak ada lagi kiai-kiai yang menyaingi kepandaiannya. ’’Tapi hanya kurang berani,’’ ucap Gus Mus mengingatkan.

Selain berani, Gus Dur itu rajin silaturahmi ke kiai-kiai meski di pelosok kampung. Itulah antara lain yang menjadikan hidupnya berkah dan keberkahan itu dinikmati oleh bangsa Indonesia. Bukan saja umat Islam, melainkan seluruh bangsa ini.
’’Saya berpesan kepada Yenny untuk rajin silaturahmi kepada kiai-kiai. Jangan terlalu serius memikirkan PKB, karena PKB itu terlalu kecil bagi Gus Dur,’’ tutur deklarator PKB itu.

KH Muchith Muzadi (86) yang juga deklarator PKB sependapat, PKB terlalu kecil bagi Gus Dur. Demikian pula dia mengingatkan KH Said Aqil Siradj agar jangan takut dengan pemerintah jika memang kebijakannya tidak berpihak kepada rakyat dan bangsa ini.
’’Kalau Gus Dur kan jelas, ya pintar, ya kendel, berani. Semoga Yenny mengikuti perjuangan Gus Dur. Sebab, saya melihat Yenny ini ingat Gus Dur dan ingat KH Wahid Hasyim dan ingat Mbah Hasyim Asy’ari. Saya bertahun-tahun menjadi santri di Tebuireng,’’ tutur Muchith.
Dia berharap ada generasi penerus Gus Dur di masa-masa mendatang. Sebab, sangat sulit mencari satu tokoh pun di negeri ini yang seperti Gus Dur.

KH Said Aqil Siradj dalam sambutannya menyimpulkan jika Gus Dur menginginkan semua rakyat Indonesia ini sama-sama merasakan yang sama, yaitu jika harus kelaparan, maka lapar semua dan kalau senang, maka seluruh rakyat ini senang semua. ’’Itulah Gus Dur yang selalu ingin bersama-sama dengan rakyat,’’ ujar Said.

Sedangkan menjawab kritik Gus Mus dan KH Muchith Muzadi yang menilai kurang berani dalam memimpin NU sekarang ini, Said Aqil mengatakan, ’’Sudah, tadi sudah disampaikan, saya pasti berani.’’
Dalam sambutannya, Yenny juga menyayangkan perkembangan politik saat ini yang serbakamuflase, banyak kemunafikan, pengkhianatan, dan hanya pencitraan.

’’Semua itu hanya bukan salah pemerintah, presiden, dan politisi, melainkan salah kita semua, karena kita telah membiarkan politik kapitalis yang semuanya serbauang. Dengan demikian, politik menjadi mahal dan hanya orang-orang beruang saja, yang bisa muncul sebagai pimpinan negara ini,’’ katanya.

Dikatakan, politik di Indonesia sudah menjadi lingkaran setan. Karena itu Indonesia ini butuh inspirasi untuk mengubah semua itu yang harus dimulai dari diri sendiri. ’’Khusus PKB, kami sekeluarga memohon agar Gus Dur menjadi milik keluarga dan dikembalikan kepada keluarga. Karena itu simbol dan gambar-gambar Gus Dur jangan dijadikan kepentingan politik lagi,’’ tegasnya. (di-25)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar